Pelukis Terkenal Indonesia –
Esensi dari seni adalah sarana untuk meluapkan ekspresi atau cita rasa
dalam sebuah media. Media yang dimaksud bisa bermakna luas, seperti
musik, tari, teater, seni rupa dan lainnya. Bahkan kamu juga bisa
menuangkan sebuah seni hanya dengan membuat tuangan ekspresi di kaos polos depan belakang menjadi sedikit lebih berwarna.
Berbicara mengenai seni rupa, ternyata tidak sedikit nama dari seniman Indonesia yang mampu menyihir banyak orang, bahkan sampai ke penjuru dunia melalui karya lukisnya.
Tentu
saja jalan yang diambil para maestro ini tidaklah mudah. Jatuh bangun,
tetesan keringat, air mata dan kekecewaan menghiasi hari-harinya hingga
pada suatu titik perjuangan mereka dihargai dengan penobatan “Legenda”
oleh banyak karena hasil karya yang tidak diragukan lagi keindahannya.
Inilah Beberapa Biografi Pelukis Terkenal Indonesia
1. Abdullah Suriosubroto (1878-1941)
Abdullah
Suriosubroto lahir di Semarang pada tahun 1878. Ia adalah anak angkat
dari Dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang Tokoh Gerakan Nasional Indonesia.
Ia dikenal sebagai pelukis Indonesia pertama pada abad 20.
Pada
mulanya Abdullah mengikuti jejak ayah angkatnya untuk masuk ke sekolah
kedokteran di Jakarta. Setelah lulus dari Jakarta ia meneruskan
kuliahnya di belanda. Setelah menetap disana, entah mengapa Abdullah
tiba-tiba banting setir ke seni lukis dan masuk sekolah seni rupa.
Sepulangnya
di Indonesia Abdullah konsisten menggeluti profesinya sebagai pelukis.
Ia sangat menyukai pemandangan, dimana ia sering menuangkan ke dalam
lukisannya.
Keputusan yang diambilnya sewaktu muda tidaklah sia-sia, berkat karya
yang dihasilkannya ia dimasukkan dalam aliran yang dijuluki “Mooi Indie"
atau Hindia Indah.
Abdullah
Suriosubroto sering dibicarakan melalu karya-karya lukis cat minyaknya
sebagai hasil memandang alam dari jarak jauh dan bersifat romantik.
Salah
satu pelukis terkenal Indonesia ini lebih banyak menghabiskan waktunya
di bandung agar dekat dengan pemandangan alam, sebelum akhirnya pindah
ke Yogyakarta dan meninggal pada tahun 1941.
2. Affandi Koesoema (1907-1990)
Diantara para maestro dan legenda pelukis terkenal Indonesia, mungkin Affandi lah yang menggunakan teknik lukis paling aneh. Ia melukis tidak menggunakan kuas.
Proses
awal yang ia lakukan adalah menumpahkan cat-cat berwarna ke dalam
kanvas, jika dilihat mungkin akan memberi kesan yang amburadul. Namun
setelah itu Affandi akan menyikat warna-warna cat tersebut dengan
jarinya hingga tahap finishing dengan hasil yang menawan.
Pelukis
terkenal Indonesia ini lahir dari keluarga Bangsawan Banten pada
tanggal 1 April 1913 dengan nama asli Raden Agus Djaja Suminta.
Dengan
latar belakang tersebut, tak heran ia mendapatkan pendidikan yang baik.
Setelah menamatkan pendidikan di Indonesia, Agus Djaja melanjutkan
belajar di Akademi Rijks (Academy of Fine Art) Amsterdam, Belanda.
Selama
berada di Eropa, ia sempat berkenalan dengan beberapa seniman besar
dunia, diantaranya Pablo Picasso, Salvador Dali termasuk Ossip Zadkine,
pematung Polandia yang terkenal.
Sekembalinya
ke Indonesia Agus Djaja mendirikan Persagi (Persatuan Ahli Gambar
Indonesia) sekaligus memimpinnya pada tahun 1938-1942 yang merupakan
organisasi pertama seniman senirupa di Indonesia. Oleh sebab itu, Agus
Djaja dinyatakan sebagai salah seorang cikal bakal seni lukis Indonesia.
Setelah itu, ia direkomendasikan oleh Bung Karno untuk menjadi Ketua Pusat Kebudayaan Bagian Senirupa pada tahun 1942-1945.
Selain
menjadi pelukis, pada jaman revolusi kemerdekaan Agus Djaja aktif
sebagai Kolonel Intel dan F.P (persiapan lapangan). Ia absen untuk tidak
mengadakan pameran tunggal hampir selama 40 tahun karena peran dan
kondisi bangsa pada saat itu.
Setelah
jaman revolusi telah usai, April pada tahun 1976 ia mengadakan pameran
tunggal di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Lebih dari 70 lukisan
dipajangnya. Agus Djaja mempunyai ciri khas dengan warna biru dan merah
yang terkesan memberi nuansa magis. Ia juga sering menuangkan objek
wayang dalam setiap karyanya.
Setelah
lama malang melintang di Ibukota, akhirnya Agus Djaja memutuskan untuk
pindah Bali. Di sana ia mendirikan galeri impian di tepi pantai Kuta.
4. Barli Sasmitawinata (1921-2007)
Barli
Sasmitawinata merupakan seorang maestro seni lukis realis kebanggaan
Indonesia. Ia lahir di Bandung pada 18 Maret 1921 dan meninggal di
Bandung 8 Februari 2007.
Barli
mulai menggeluti dunia seni lukis di tahun 1935, saat kakak iparnya
memintanya belajar melukis di studio milik Jos Pluimentz, pelukis asal
Belgia yang sempat tinggal di Bandung.
Belum
puas mendapatkan ilmu dari Jos Pluimentz, ia kemudian belajar pada
Luigi Nobili, pelukis asal Italia. Di studio ini Barli mulai berkenalan
dengan Affandi.
Perkenalan tersebut tidaklah menjadi angin lalu. Bersama Affandi, Hendra Gunawan, Soedarso dan Wahdi Sumanta. Barli Sasmitawinata mendirikan “kelompok Lima Bandung". Kelompok ini menjadikan hubungan mereka layaknya saudara. Kalau ada event melukis, mereka selalu bersama-sama.
Hebatnya
seorang Barli Sasmitawinata, ia tetap haus akan ilmu meskipun sudah
memiliki ketenaran nama. Pada tahun 1950, ia melanjutkan pendidikannya
di Academie de la Grande Chaumiere Paris, Perancis. Disusul di
Rijksakademie van beeldende kunsten Amsterdam, Belanda pada tahun 1956.
Barli
juga dikenal sebagai pelukis terkenal Indonesia yang mementingkan
pendidikan seni, untuk itu sepulang dari Belanda ia mendirikan Rangga
Gempol di Dago, Bandung pada tahun 1958.
Demi
mengapresiasi sepak terjangnya yang panjang dalam hal seni lukis,
pemerintah melalui presiden memberikan penghargaan Satyalancana kepada
Barli Sasmitawinata pada tahun 2000.
5. Basuki Abdullah (1915-1993)
Basuki
Abdullah merupakan pelukis potret yang terkenal di dunia. Ia lahir di
Surakarta, 25 januari 1915 dan meninggal pada 5 November 1993.
Pelukis
terkenal indonesia yang beraliran realis dan naturalis ini pernah
diangkat menjadi pelukis Istana Kerajaan Thailand pada tahun 1960-an dan
pelukis resmi Istana Merdeka pada tahun 1974.
Lebih
dari itu, obsesinya yang mengejar kemiripan wajah dan bentuk membuat
Basuki Abdullah disukai orang-orang kalangan atas. Berbagai negarawan
dan istri mereka berlomba meminta agar dilukis olehnya, seperti Bung
karno, Pangeran Philip dari Inggris, Pangeran Bernard dari Belanda,
Sultan Brunei sampai kaum jetset seperti Nyonya Ratna Sari Dewi.
Bakat melukis Basuki Abdullah terwarisi dari jiwa seni ayahnya, Abdullah Suriosubroto yang juga sebagai pelukis.
Basuki
Abdullah memulai pendidikannya di HIS Katolik dan Mulo Katolik Solo,
Jawa Tengah. Kemudian ia mendapatkan beasiswa pada tahun 1933 untuk
belajar di Academie Voor Beeldende Kunsten Den Haag, Belanda.
Ia
juga merupakan salah satu pelukis Indonesia yang mengharumkan nama
bangsa, karena pada 6 September 1948, sewaktu penobatan Ratu Yuliana di
Belanda Basuki berhasil mengalahkan 87 pelukis kaliber internasional
dalam sebuah sayembara yang diadakan di Amsterdam.
Selain
di Indonesia, ia sering menyelenggarakan pameran tunggal di luar
negeri, seperti Thailand, Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris dan
Negara-negara lainnya. Bahkan tidak kurang dari 22 negera di dunia
mengoleksi karyanya.
6. Delsy Syamsumar (1935-2001)
Multitalenta,
kata itu sangatlah pantas untuk menggambarkan sosok pelukis terkenal
Indonesia yang bernama Delsy Syamsumar. Ya, seniman yang digadang-gadang
sebagai yang terbaik se Asia Tenggara ini tidak hanya memiliki bakat
melukis saja, namun juga dikenal sebagai komikus, ilustrator, desainer
dan lain sebagainya.
Hal
ini terbukti saat ia berhasil memenangkan penghargaan Art Director
terbaik di Asia lewat film yang berjudul “Holiday in Bali” dengan
sutradara H. Usman Ismail dalam sebuah Festival Film di Tokyo pada tahun
1962.
Dalam
jagad seni lukis, ia bukanlah orang sembarangan. Kerja keras,
kedisiplinan dan ketekunannya menghasilkan karya bernilai tinggi yang
bisa membuat banyak orang terpukau. Bahkan menjadikan Delsy Syamsumar
sebagai satu-satunya pelukis Indonesia yang diberi predikat Litteratures Contemporaines L’ Azie du Sud Est dan II’exellent dessinateur oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui buku literatur seni dunia yang fenomenal, France Art Journal 1974.
Delsy
Syamsumar lahir di Medan pada tanggal 7 Mei 1935. Bakat seni yang
beraliran Neo-Klasik ini sudah malai terlihat saat ia masih berusia 5
tahun. Beruntung ia bertemu dengan Wakidi, seorang pelukis ulung pada
era Orde Lama. Dari pertemuan itulah Delsy Syamsumar memperdalam ilmu
lukis sekaligus terus mengasah bakat yang dimilikinya.
Pernah
suatu ketika dalam suatu pameran, buah karyanya dicatat sebagai lukisan
termahal bersamaan dengan pelukis kondang lainnya seperti Affandi dan
Basuki Abdullah. Hal tersebut mengukuhkan Delsy Syamsumar tidak hanya
sebagai pelukis terkenal Indonesia namun juga sebagai salah satu legenda
yang ada.
Delsy
Syamsumar meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 2001 di Jakarta pada
usia 66 tahun. Dan dengan demikian ia meninggalkan 9 orang anak yang
sudah dikaruniakan Tuhan kepadanya.
7. Dullah Suweileh
8. Hendra Gunawan
9. Henk Ngantung
10. Itji Tarmizi
—
Itulah
beberapa kisah hidup pelukis terkenal Indonesia yang layak kita
pelajari. Pastinya perjuangan mereka sampai pada level itu tidaklah
mudah, terjal, dan mungkin juga membosankan maupun melelahkan.
Namun
mereka tetap konsisten melangkah, mencoba dan terus berusaha. Untuk itu
Jadilah Legenda dengan tidak pernah berhenti untuk berusaha dan
mencoba!
Semoga Bermanfaat!
0 komentar:
Posting Komentar